Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan denyut nadi anak.
Jumlah awal darah yang ditransfusikan harus sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh, yang diberikan selama 3-4 jam.
- Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju transfusi (lihat gambar)
- Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat
- Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada 15 menit pertama transfusi
- Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi napas setiap 30 menit
- Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai reaksi yang timbul.
Setelah transfusi
- Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang sama harus ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan) diulangi kembali.
Reaksi yang timbul setelah transfusi
Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan identitas pasien. Jika terdapat perbedaan, hentikan transfusi segera dan hubungi bank darah.
Reaksi ringan (karena hipersensitivitas ringan)
Tanda dan gejala:
Ruam kulit yang gatal
Tatalaksana:
- Lambatkan transfusi
- Beri klorfenamin 0.1 mg/kgBB IM, jika tersedia
- Teruskan transfusi dengan kecepatan normal jika tidak terjadi perburukan gejala setelah 30 menit
- Jika gejala menetap, tangani sebagai reaksi hipersensitivitas sedang (lihat bawah).
Reaksi sedang-berat (karena hipersensitivitas yang sedang, reaksi non-hemolitik, pirogen atau kontaminasi bakteri)
Tanda dan gejala:
- Urtikaria berat
- Kulit kemerahan (flushing)
- Demam > 38°C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
- Menggigil
- Gelisah
- Peningkatan detak jantung.
Tatalaksana:
- Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
- Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
- Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)
- Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel darah dari
- tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam
- Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan dengan
- darah baru dan amati dengan seksama
- Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi
- yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke dokter jaga
- dan bank darah.
Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok septik, kelebihan cairan atau anafilaksis)
Tanda dan gejala:
- demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
- menggigil
- gelisah
- peningkatan detak jantung
- napas cepat
- urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria)
- perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
- bingung
- gangguan kesadaran.
Catatan: pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok mungkin merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.
Tatalaksana
- stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
- jaga jalan napas anak dan beri oksigen (lihat bagan 2.1 dan bagan 2.2)
- beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10 000)
- tangani syok (lihat bagan 2.1 dan bagan 2.2)
- beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
- beri bronkodilator jika terjadi wheezing (lihat bagian 4.4.2)
- lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin
- jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV
- beri antibiotik untuk septisemia (lihat bagian 6.6).